Kelahiran Serikat Karyawan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk atau disingkat Sekar TELKOM tidak dapat dipisahkan dari bergulirnya era reformasi pada medio 1998 , era demokrasi dan era kebebasan berkumpul dan berserikat.
Pembubaran Korps Pegawai Republik Indonesia atau KORPRI PT TELKOM pada tahun 1999 mengawali perjalanan bersejarah lahirnya Sekar TELKOM. Pada akhir Februari 2000, segenap karyawan TELKOM dari seluruh unit kerja di seluruh Indonesia berkumpul di Bandung melaksanakan Musyawarah Karyawan (MUKAR) pembentukan wadah bersatunya karyawan. Sebelum itu, embrio sangat awal dari Sekar Telkom merupakan hasil inisiatif dari segenap karyawan di Kalimantan dalam wadah Serikat Pekerja Telkom Kalimantan (SPTK) pada tahun 1999.
Pada awal kelahirannya nama yang disetujui adalah Paguyuban Karyawan TELKOM (PAKAR). Namun demikian aspirasi dan kebulatan tekad wakil-wakil karyawan yang hadir pada MUKAR tersebut, akhirnya menyepakati sebuah bentuk organisasi wadah karyawan dengan nama Serikat Karyawan PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk atau disingkat Sekar TELKOM. Kesepakatan membentuk Sekar TELKOM diambil pada tanggal 29 Februari 2000, namun Musyawarah Karyawan mendeklarasi berdirinya pada tanggal 1 Maret 2000, yang selanjutnya diperingati sebagai hari lahir Sekar TELKOM.
Tiga tahun pertama semenjak kelahiran Sekar TELKOM adalah tahun penuh tantangan dan bahkan ancaman kepada eksistensi TELKOM atau tahun-tahun vivere pericoloso. Gelombang aksi unjuk rasa Sekar TELKOM mewarnai media massa lokal maupun nasional sebagai protes atas buruknya kinerja KSO-3 Jabar dan rencana pengalihan Divre-4 Jateng-DIY kepada Indosat.
Perjuangan Sekar TELKOM dalam mewujudkan misi kesejahteraan anggota telah menemukan formatnya dalam bentuk Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang lahir sejak tahun 2002. Kini PKB telah sampai pada amandemen ke 6 yang berlaku sejak 2015 hingga 2017. PKB adalah salah satu pilar hubungan industrial antara karyawan TELKOM dan Manajemen TELKOM yang mengatur siklus ketenagakerjaan di TELKOM mulai dari rekrutmen hingga pensiun.
Sekar TELKOM memancangkan empat pilar peran kesejarahan sebagai haluan organisasi yaitu :
Pertama, sebagai wadah pemersatu karyawan;
Kedua, sebagai wadah aspirasi karyawan;
Ketiga, sebagai mitra konstruktif manajemen;
Dan Keempat, sebagai pengawal dan penegak Good Corporate Governance.
Sekar TELKOM telah melengkapi diri dengan perangkat Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO), DPP, 9 DPW dan 69 DPD di seluruh Indonesia serta AD/ART organisasi dan Mars Sekar Telkom. Jumlah dan bentuk organisasi Sekar Telkom akan senantiasa dapat menyesuaikan perubahan lingkungan strategis yang terjadi. Tahun 2013 Sekar Telkom mengubah bentuk organisasi yang semula berbasis fungsional menjadi berbasis teritori. Dalam bentuk basis fungsional, DPW Sekar Telkom terdiri dari DPW I Sumatera, DPW 2 Jakarta, DPW 3 Jabar dan Banten, DPW 4 Jateng/DIY, DPW 5 Jatim, DPW 6 Kalimantan, DPW 7 Kawasan Timur Indonesia, DPW Infratel, DPW Enterprise dan CIS, DPW Khusus. Setelah diubah menjadi basis Teritori yang diputuskan pada Rakernas V di Makasar, DPW Sekar menjadi DPW Sumatera, DPW Jakarta-1, DPW Jakarta 2, DPW Jabar 1, DPW Jabar 2, DPW Jateng/DIY, DPW Jatim, DPW Kalimantan dan DPW Kawasan Timur Indonesia. Tiga DPW berbasis fungsi dilebur ke teritori yaitu DPW Infratel, DPW Escis dan DPW Wilayah Khusus.
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial, Sekar TELKOM yang telah membentuk Yayasan Sekar TELKOM (YST) yg telah berkiprah dalam bidang pendidikan dan sosial. Sekar memiliku Sekar Rescue yang bertugas dalam bidang bantuan tanggap darurat bencana alam. Di samping itu Sekar melaksanakan sebuah aksi bidang pendidikan yang kiprahnya khusus memberikan bantuan kepada sekolah-sekolah dasar yang berlokasi di daerah-daerah terpencil di penjuru nusantara. Gerakan aksi sukarela itu dinamakan Bakti Bagi Negeri (BBN) dengan tagline "tak ada kata untuk berhenti".
Aksi sosial tanggap darurat Sekar yang pernah dilaksanakan antara lain pada tsunami Aceh-Nias Des 2004, banjir di Jember 2005, Gempa bumi Yogyakarta Mei 2006, tsunami Pantai Selatan Oktober 2006 & banjir besar di Jakarta awal Februari 2007, Bencana Gempa Sumatera dan Jawa Barat pada Akhir tahun 2009, Bencana Aceh dan Garut tahun 2016, Gempa Bima 2016, bencana tanah longsor di Bali. Di Sleman, Jogjakarta, Sekar mendirikan sebuah Taman Kanak Kanak "Sekar Wangi" hasil dari dana swadaya anggota. TK itu didirikan untuk menggantikan TK sebelumnya yang hangus terbakar akibat letusan Gunung Merapi.
Dalam hubungan dengan serikat pekerja lain, Sekar Telkom telah menjadi barometer serikat pekerja BUMN lain, yang ditunjukkan dengan banyaknya serikat pekerja lain melakukan kunjungan benchmark kepada Sekar Telkom. Sekar Telkom aktif sebagai anggota Federasi Serikat Pekerja BUMN Strategis. Ketua Umum Sekar telah mendapat kepercayaan untuk memimpin FSP-BUMN Strategis periode 2007 - 2010 dan Periode 2013-2016.