serap aspirasi

Angka 57 dan angka 58 ini pernah populer pada jamannya masing-masing. Tahun 1995, ketika Kardone masih muda,  angka 57 jadi trending topic. Karena dari 4 Program besar yang harus selesai sekaligus di tahun itu oleh Telkom, KD 57-lah yang paling top. Empat program besar itu adalah  Reorganisasi 12 Witel/1 Wilop SKSD menjadi Divisi 7 Divisi Regional + 5 Divisi Fungsi, Initial Public Offering (IPO), Kerja Sama Operasi (KSO), dan program Pensiun Dini yang ditetapkan dalam Keputusan Direksi Nomor 57. Istilah KD 57 ini menjadi sangat populer karena program Pensiun Dini itu baru pertama kali terjadi dalam sejarah Telkom modern. Karyawan Telkom saat itu, dengan penuh sukacita menyambut program KD 57.

Foto  : Sekjen, Sekretaris 1 dan Wakabid Usaha, menemui Senior Leader Telkom Corporate University (Ali Soemawilaga) dalam rangka menggali info masalah Kompetensi yang langka

 

Kardone melamun sepanjang hari. Matanya nanar menatap kalender. Hari-hari nan sibuk berlalu dengan cepat. Saking sibuknya, Kardone tak sempat menyadari bahwa usianya tak lagi muda, walau uban belum tumbuh, namun sebentar lagi mentari sore akan tenggelam di ufuk barat. Dua hal yang membuat Kardone gundah karena suatu saat dia harus turun dari panggung kesibukan yg telah mengisi lebih dari separo usia produktifnya.

Kegundahan kedua tidak kalah melow-nya,..... kawan-kawan Kardone yang merasa bahagia bersamanya akan sangat kehilangan sekaligus khawatir. Kardone punya kompetensi unik yang jarang dimiliki rekan-rekan (yg malas belajar), sehingga kepergian Kardone akan menjadi masalah. Kardone tidak mau hal ini terjadi.

Problem Kardone adalah masalah klasik pada sebuah perusahaan yang sedang bertransformasi. Akselerasi teknologi lebih cepat dari akselerasi kompetensi,  sehingga tercipta gap yang lebar. Unit-unit pengelola kompetensi dipusingkan oleh masalah ini. Arena bisnis menuntut adanya skill yang vit agar keunggulan perusahaan tidak turun. Sedangkan manusia adalah pusat keunggulan tersebut. Jika masalah manusia tidak selesai, maka masalah perusahaan tidak selesai. 

 

Kardone teringat kata-kata Ermadi Dachlan, If you think your company, that mean you think your self”. Entah benar atau tidak grammar-nya, tetapi kata-kata itu di telinga Kardone terdengar seperti sebuah peringatan keras. Kardone tidak mau meninggalkan masalah untuk generasi penerus. Meskipun itu bukan tanggung jawab fungsional-nya, karena ada unit yang mengurus work force planning.

Tapi jiwa patriot Kardone masih tergoda untuk terus memikirkan hal itu. Sehingga dia sangat senang ketika mendengar ada orang lain yang juga memikirkannya. Tidak cuma dipikirkan, bahkan sudah diperjuangkan. Hasilnya tidak 100% memenuhi ekspektasi namun setidaknya ada solusi. Kardone berkesempatan memperpanjang kebersamaan dengan kawan-kawannya sampai berusia 58 tahun. 

 

Tetapi kapan penawaran Re-Hire itu akan dibuka?......Pertanyaan itu mungkin jadi pertanyaan banyak orang dan jawaban juga sedang dinantikan mengingat isu ini sudah menggelinding sejak PKB VII dirundingkan mulai April tahun 2017 lalu.

Kardone tak sabar menanti kabar, konon Tim khusus yang dipercaya menggodok Syarat dan Ketentuan Pensiunan Dipekerjakan Kembali sedang bekerja, semoga dalam satu bulan ke depan sudah final sehingga Kardone tidak perlu lagi berlama-lama galaw.